Prancis dan Jerman Berisiko Lumpuh Akibat Krisis Anggaran

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Perancis, Michel Barnier, menghadapi tantangan serupa, yaitu memerintah tanpa anggaran belanja disetujui oleh parlemen. Situasi ini muncul di tengah kemenangan Donald Trump dan Perang Ukraina, menyebabkan kedua negara kaya di Uni Eropa mengalami krisis keuangan.

Tantangan Tanpa Anggaran Belanja

• Masalah Utama: Kedua pemimpin harus mencari sumber pendapatan baru untuk mengakomodasi belanja tambahan, termasuk dana stimulus untuk energi terbarukan, sementara rancangan anggaran mereka ditolak.

• Jadwal Politik: Bundestag Jerman kemungkinan akan dibubarkan setelah pelantikan Donald Trump (20 Januari), dengan pemilihan parlemen baru dijadwalkan pada 23 Februari. Pembentukan pemerintahan baru bisa tertunda hingga musim semi, mempengaruhi negosiasi dengan Trump dan konsensus di UE.

Dampak dan Solusi

• Keterbatasan Pengelolaan: Meski pemerintahan terpaksa menjalankan fungsi dasar negara, proyek-proyek politik akan tertunda, sementara gaji, pensiun, dan tunjangan sosial tetap dibiayai.

• Negosiasi Internal: Di Jerman, koalisi berbentuk oleh SPD, FDP, dan Partai Hijau sulit menyepakati sikap, berdampak pada keputusan di UE. Di Prancis, koalisi antara Les Republicains dan Macron juga terkendala perselisihan dan program pemerintah yang belum disepakati.

Potensi Solusi dan Keterlibatan Oposisi

• Keharusan Penghematan: Rancangan penghematan besar-besaran di Prancis (60 miliar euro) menghadapi penolakan di Majelis Nasional, mengarah pada kemungkinan pemotongan di Senat.

• Kemungkinan Skenario: Pemerintah Prancis dapat menggunakan Pasal 49.3 untuk meloloskan anggaran tanpa pemungutan suara akhir, namun akan menghadapi mosi tidak percaya dari oposisi.

Pertemuan Mendatang

• Kesepakatan Krisis: Scholz dan Barnier diharapkan menemukan solusi saat bertemu di Berlin, meski masih belum jelas apakah pertemuan itu akan menghasilkan pemecahan atau justru menimbulkan lebih banyak ketidakpastian.

Sirkulasi informasi diadaptasi dari sumber berita bahasa Jerman dan konteks politik Uni Eropa.

Video Terkait:

Prancis Dukung Lebanon, Sebut Perang Dapat Dihindari